Terminal Air Pacah atau yang disebut dengan Terminal Regional Bengkoang (TRB) merupakan terminal yang di buat pemerintah untuk bus-bus antar kota sebagai pangkalan mereka (bus_bus). Seperti yang kita ketahui, terminal tersebut di buat untuk menggantikan terminal lama yang ada di Pasar Raya yang sekarang dijadikan sebagai tempat perbelanjaan (Plaza Andalas).
Terminal itu dulu dibuat dengan anggaran pemerintahan daerah yang tidak sedikit. Anggaran tersebut berasal dari pajak-pajak masyarakat Kota Padang dan yang akan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Kota Padang sendiri. Tetapi dilemanya pembuatan terminal air pacah tersebut hingga kini tak mengakibatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat sekitarnya.
Sebelum gempa 30 september 2010, Terminal Air Pacah menjadi terminal yang tak berguna dan seperti bangunan yang di tinggalkan. Sejak awal pembuatannya, masyarakat meniai terminal tersebut tidaklah efektik karena tempatnya yang terlalu jauh dan tidak di fasilitasi dengan transportasi yang memadai. Pemerintah telah berusaha dengan berbagai cara supaya masyarakat dapat mempergunakan terminal tersebut sebagaimana mestinya, tapi masyarakat sendiri tidak memperdulikannya, sehingga bus-bus yang akan membawa mereka tidak bisa beroperasi jika menaikkan atau menurunkan penumpang di Terminal Air Pacah itu, karena masyarakat sendiri yang tidak mau kesana.
Pemerintah selalu berusaha seperti memindahan pedagang sayur-sayuran ke Air Pacah yang bertujuan agar masyarakat bisa bertransaksi jual beli di Air Pacah dan terminal itu pun rame dan dapat beroperasi dengan baik, tetapi usaha pemerintah itu pun gagal.
Pasca gempa 30 september 2010, Terminal Air Pacah itu digunakan sebagai kantor Wali Kota karena kantor Wali Kota yang berada di Pasar Raya rusak berat. Sekarang, alhamdulillah terminal itu dapat dimanfaatkan, dibandingkan sebelum gempa, bangunan itu hanya sebagai bangunan pemborosan dari kegagalan perencanaan pembangunan pemerintah kota padang.
Bus Kok Nangkring Di Depan Kampuz..??
Kota Padang merupakan Ibu Kota provinsi Sumatera Barat yang seharusnya memiliki semua fasilitas untuk kesejahteraan masyarakatnya seperti tempat perdagangan, tempat beribadah, tempat pendidikan, tempat-tempat umum yang nyaman, taman kota dan tak lepas pula terminal sebagai pusat tranportasi di Kota Padang. Tetapi mirisnya, Kota Padang yang memiliki julukan “Padang Kota Tercinta Ku Jaga dan Ku Bela” ini, tidak memiliki terminal bus antar kota dan terminal angkot.
Akibat tidak adanya terminal angkot, sekarang Kota Padang Seperti kota “semberaut” saja. Tidak tempat untuk angkot-angkot itu berdiri. Begitupun akibat dari tidak adanya terminal bus antar kota, bus-bus itu berdiri disembarang tempat yang terkadang membuat jalan lalu lintas dan jalur tranportasimenjadi tidak beraturan. Sepeti bus-bus yang sering mangkal di depan kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Banyak bus-bus itu yang berdiri di depan kampus UNP dan mencari penumpangnya disana. Bus-bus itu membuat jalan sepanjang jl.Air Tawar itu menjadi macet. Peraturan lalu lintas yang seharusnya dilarang untuk berdiri di depan kampus UNP itu pun tidak di taati. Sungguh sangat miris jika Ibu Kota Provinsi seperti itu, tidak mempunyai terminal yang mengakibatkan jalan macet dimana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar